SINOPSIS SORONG SERAH AJI KRAME
1. PENGANTAR SINOPSIS SORONG SERAH
AJI KRAME
Sinopsis ini kami buat dengan segala kekurangan, hal ini dimaksudkan sekedar dipedomani oleh para generasi supaya diberikan
penyempurnaan. Artinya kita modali dulu sedikit demi sedikit untuk
merangsang minat generasi mempelajari dan dapat melaksanakan adat yang kita
warisi dari leluhur.
Mohon maaf atas segala kekurangannya dan mohon keikhlasan pelungguh sami
menyempurnakannya
2.
ARTA GEGAWAN TERDIRI
DARI
1. Sesirah (Otak Beli)
Bokor/Leweng, Osap, Benang Katak, Jarum dengan
Benangnya, Sebilah Keris
2. Pudak Arum
Leweng Bersama Kain Putih Ukuran Setelekungan
3. Salin Dede
Leweng Bersama Kain Batik Ragi Kodek
4. Poniol Ceraken
Ponjol dari bambu, ceraken yang isinya bermacam bumbu
5. Olen-olen
Kotak/Dungki yang isinya kain tenun berjumlah sesuai
aji
6. Nampak Lemah
Leweng bersama uang ringgit/Kepingan uang 33 keping
7. Pemegat
Piring yang isinya uang sejumlah Rp. 100.000
8. Pencanangan/Penjambeqan
Penginang tempat rokok lekes
9. Rombong
Ponjol besar/Gadang berisi beras, padi, jagung,
kelapa, sayur mayor, buah-buahan, cabe, bawang merah dan putih, ayam/ituk.
10. Laca-laca
Alu ditaruh antara pembayun dan penampi
3.
URUTAN PROSESI SORONG SERAH AJI KRAME
1. Persiapan Arta Gegawan
2. Persiapan Penampi
3. Kedatangan Pisolo
4. Kedatangan duta Krama/Pembayun Rombongan
5. Penyerahan Aji Krama dan Penerimaan Aji Krama
6. Penerimaan Aji Krama Yang Diserah
7. Megal Tali Jinah
8. Do’e Slamet
9. Berselawat (Pembagian Uang Saksi)
10. Penutup
4.
SORONG SERAH AJI KRAMA
Sorong Serah Aji karma adalah merupakan salah satu upacara adat yang sulit
untuk di abaikan, apalagi di lupakan. Upacara ini dilakukan apabila ada yang
melaksanakan pernikahan, upacara inilah yang dinamakan “Sorong
Serah Aji Krama”.
Sorong Serah terdiri dari Kata “Sorong” dan “Serah”.
Dalam bahasa Sasak “Sorong Serah” teparan “Kerante Seroja”
(kata Majemuk).
Sorong Artinya : Mendorong, yang didorong tentu barang yang berat, dari
segi nikai didorong untuk diserahkan. Jadi Sorong Serah artinya : Serah Terima.
Yang diserah terima kan adalah nilai atau harga, yang telah dibiaskan
(ditetapkan) oleh Krama adalah sekumpulan orang ahli agama, ahli adat, dan para
tokoh lainnya yang telah dapat menetapkan tentang nilai dalam Sorong Serah Aji
Krama ini. Yang disorong serahkan ini merupakan lambang yang diwujudkan dalam
bentuk benda yang terdiri dari : Sesirah, Pudak Arum, Salin Dede, Ceraken,
Olen, Nampak lemah, Pemegat, Pencanangan/Penjambeqan, Rombong.
Jadi kesemuanya ini merupakan lambang saja, tapi artinya
yang terkandung didalamnya adalah : Serah terima tanggung jawab dari orang tua
penganten wanita kepada penganten laki untuk bertanggung jawab kepada istrinya
dari dunia sampai akhirat kelak.
5.
SESIRAH (OTAK BELI)
Sesirah atau Otak Beli adalah melambangkan dalam Aji Krama Sorong Serah
pada tempat yang tertinggi yaitu : Kepala (Sasak Otak) asal muasal Sesirah atau
Otak Beli ini menurut pitutur leluhur, dulunya setiap putri
Raja/Penganten wanita apabila kawin diikuti oleh sepangan (Budak), akan tetapi
atas dasar kemuliaan manusia (HAM), maka sekarang sepangan tersebut digantikan
dengan kain putih dan kain hitam (Ragi Komak). Hal ini melambangkan lain jenis
Kain ini ditempatkan dalam suatu wadah yaitu Bokor Emas atau Leweng, dialasi
dengan Osap (Penutup muka orang yang meninggal dunia) lalu diikuti dengan
setukel Benang Katak tampak dara, ditusukkan jarum dengan baduknya lalu
dimasukkan sebilah keris pada ikatan benang tadi.
Sesirah ini dibawa pada waktu besejati, beselabar sampai dengan Sorong
Serah. Pada acara Sorong Searah Aji Krama sesirah ini mempunyai aturan
tersendiri dalam penataannya didalam leweng, apabila mempelai sudah dinikahkan
maka kain putih berada pada bagian atas dari kain hitam. Sebaliknya apabila
Sorong Serah dilaksanakan sebelum akat nikah maka kain hitam berada bagian atas
kain putih.
Palsafahnya, “Bahwa Sesirah itu berkata: “Wahai
Ayah dan Bundaku tercinta, jikalau dengan perkawinanku ini kami dianggap
bersalah, dengan kesalahan yang luar biasa yang menimbulkan kemarahan
serta keaiban bagi Ayah, Bunda dab keluarga maka saya rela mati demi kehormatan
Ayah, Bunda oleh karena itu kris inilah untuk Ayahanda pakai untuk membunuh
saya sekarang ini juga, akan tetapi kalu bisa dimaafkan maka jahitlah kami
dengan benang dan jarum ini sehingga dapat menjalankan hidup dan rumah tangga
serta bertegang teguh pada awig-awig dan aturan yang berlaku.
6.
PUDAK ARUM
Kain Putih istilah didalam suku sasak disebut “Sapuq Pengarat” atau
Pudak Arum. Kain ini diperuntukkan kepada Kepala Dusun (Kadus) sebagai pemimpin
yang telah memberikan jaminan keselamatan bagi rakyatnya. Oleh karenanya suatu
kewajaran untuk memberikan penghargaan Cindera Mata yang berupa kain putih yang
akan digunakan sebagai ikat kepala (Sapuq).
7.
SALIN DEDENG/SALIN
DEDE
Betapa besar perjuangan sang ibu dalam mengandung, melahirkan serta
membesarkan anak-anaknya, ia tentunya membutuhkan kain sebagai ganti
pakaiannya. Dedeng lain katanya atau istilah sasaknya adalah :
Berereng/beredeng, yang artinya : Menghangatkan tubuhnya menggunakan api. Pada
jaman dahulu prosesi ini dilakukan untuk penyembuhan bagi para ibu yang habis
bersalin.
Setelah besar anaknya diambil orang, dalam hal ini untuk menyenangkan
hatinya maka diberikan lah sang ibu selembar kain sebagi penghargaan. Dengan
demikian diharapkan sang ibu dapat melupakan hal-hal yang kurang baik, sehingga
yang muncul dipermukaan hanyalah sebuah kasih saying yang akan dituangkan
kepada anak menantunya.
8.
C E R A K E N
Ceraken adalah lambang kesehatan bagi kedua penganten.
Ceraken diisi dengan reragian, Sekuh (kencur), Kunyiq (kunyit), untuk
obat-obatan. Jaum (Jarum) untuk menjahit untuk memperbaiki apabila terjadi
tidak saling memahami, Pisau (ladik) bermakna : menjaga diri, Semprong bermakna
sebagai penerang dalam kehidupan, sedangkan bawang artinya : mengantisipasi
cemoohan bagi wanita dengan kata-kata “Kamu Endeqbi uah te bayah isiq
bawang embus” atau menjaga jangan sampai menyinggung perasaan orang
lain.
9.
O L E N
Olen adalah suatu benda berbentuk kotak dihias luarnya dengan cukli disebut
juga dungki. Olen artinya : Uli-ulian atau hasil usaha sendiri. Olen sebagai
lambang Aji yang dibuat dari kain Sesek buatan sendiri sejumlah sesuai harga
Aji.
Dikandung maksud, bahwa harga diri manusia tidak akan dinilai oleh materi
atau rupiah. Namun sebagai pelambang dalam Aji Krama. Oleh ini dalam filsafah,
bahwa manusia itu Allah-lah yang Maha mengetahui diliat dari keimanan dan
ketaqwaan seseorang.
10. NAMPAK
LEMAH
Nampak berarti kelihatan. Lemah berarti tanah, artinya bisa disaksikan oleh
mata kepala diatas bumi ini.
Nampak Lemah artinya : Mapan dalam keberadaan dalam status sosial sesorang
dalam masyarakat terbukti dapat dilihat atau diselesaikan oleh keluarga atau
lapisan masyarakat lainnya dan langsung diterima sebagai masyarakat. Dalam
acara Sorong Serah ada tiga unsure yang mendasar yaitu:
1. Agama, harus berpegang pada Al-Qur’an dan Al-Hadist
serta Ijma’ Kias.
2. Pemerintah, tercatat sebagai warga Negara dan memiliki
Kartu Keluarga dan Buku Nikah.
3. Masyarakat, bahwa yang di Sorong Serahkan ini sudah
diakui oleh masyarakat luas.
11. P
E M E G A T
Pemegat atau sering juga Pemutus Pebaos. Sertelah di Sorong dan di Serah
Aji Krama oleh Pembayun diterimalah oleh Pembayun Penampi menjajar Kemirkannya
dan mengeceknya sesuai dengan penyerahan Pembayun Pemeserah.
Pengecekan ini disaksikan Peserta Sidang Adat. Jika ternyata cukup, barulah
diputuskan atau dipegat ditandai dengan memutuskan tali uang yang sudah
ditentukan sebagai Pemegatnya. Dengan dipegatinya Pemegat ini dinyatakan Sorong
Aji Krama tersebut SYAH. Terakhir, oleh yang diserahkan Pemegat tali Jinah ini,
mengucapkan kata-kata sebagai berikut : “Sesampun puput tali jinah
puniki tan onang hang gugat kaping pungkur”. “Dalam Bahasa Sasak” Endeqne
kanggo ta gugat atawa teraosang leq temuriqna”.
12. PENCANANG/PENJAMBEQAN
Pencanangan atau
penjambeqan merupakan suguhan perdana terhadap para tamu kalu sampai tidak
menjambeq atau menyuguhkan rokok lekes (sirih) berarti kita dianggap tidak tahu
Adat. Sebab kita tahu bahwa Adat mengatur pri kehidupan manusia dan segala
aspeknya. Diantaranya mencakup :
ü Cara Bertamu
ü Cara Bergaul
ü Cara Makan
ü Cara Duduk
ü Cara Bicara dan
ü Menyangkut kehidupan lainnya
Penjambeqan atau mamaq memang dapat dipakai sebagai obat jika orang sakit
mual perut dan lainnya.
13. R
O M B O N G
Rombong adalah lambang rumah tangga kedua penganten, ditandai dengan ponjol
besar, berisi: Beras, Padi, Uang, dan sebagainya. Dilengkapi dengan cobek,
centong, dua ekor ayam (Jantan dan Betina) melambangkan beternak. Sedangkan
kelapa, jagung, padi melambangkan pertanian. Rombong ini dipikul dan ditata
sedemikian rupa sehingga Nampak berisi dalam kehidupan manusia diatas Bumi ini.
14. LACA – LACA
Laca-laca
arti jarak atau batas sebagai laca-laca, biasanya dipergunakan anak alu
(alu). Alu adalah sepotong kayu yang dipakai menumbuk padipad lesung.
Jika kita
melewati batas, lebih-lebih lagi menginjak alu ini tidak menutup kemungkinan alunya
terkulir yang akibatnya kita jatuh, oleh karenanya kita berhati-hatilah dalm
menjalani hidup di dunia ini.
Jadi laca-laca
adalah batas antara yang benar dan yang salah. Dalam hal ini segala macam
kesalahan yang pernah secara sengaja dan tidak sengaja dilakukan.
15. P
I S O L O
Pisolo berarti Utusan Atau Duta. Yang bertugas untuk menanyakan kesiapan
wanita untuk menerima kedatangan Rombongan Penyorong. Siap dalam arti : tempat
tersedia, keluarga dan undangan sudah kumpul atau belum.
16. P
E M B A Y U N
Pembayun merupakan ketua rombongan yang mengawasi dan membimbing agar
selalu menunjukkan sikap sopan santun sebagaimana layaknya. Pembayun ini
disebut juru bicara penganten laki dalm rangka penyelesaian Adat Aji Krama,
dengan melaporkan seluruh Gegawan yang dibawa sebagaimana tersebut diatas.
17. P
E N A M P I
Penampi adalah merupakan juru bicara dari pihak penganten wanita dalam
rangka menerima, memutuskan tali Jinah atas Sorong Serah Aji Krama penganten
laki dan pemganten wanita dengan kesepakatan terdahulu oleh kedua belah pihak
keluarga. Penampi ini dilengkapi dengan sebuah tempat atau wadah berupa tikar
atau alu berada ditengah-tengah Pembayun dengan Penampi disebut dengan
loaca-laca. Penampi dilengkapi oleh Tokoh Pengemban Ugami, Kepala Desa, Pengemban
Adat, serta wande warga.
18. NYONGKOLAN
Nyongkolang adalah dating silaturrahmi kepada orang dan segenap keluarga
penganten wanita diiring oleh:
ü Seluruh keluarga penganten laki-laki
ü Jiran dan tetangganya
ü Warga masyarakat
ü Sahabat handai tolan, undangan diiringi kesenian
Hal ini menandakan bahwa penganten wanita mendapat
restu dari seluruh keluarga penganten laki.
Dengan diadakannya arak-arakan seperti ini adalah
merupakan suatu proklamasi tentang perkawinannya. Sehingga dengan demikian
penganten wanita tidak akan diganggu atau digoda lelaki lain. Be3gitu pula
penganten laki tidak akan digoda oleh wanita wanita lain, karena perkawinannya
sudah diketahui oleh masyarakat banyak.
Kalau kedua penganten wanita dan laki ini berjalan
berdua-dua tidak lagi dibicarakan oleh masyarakat
19. BALES LAMPAK
Bales lampak atau napak tilas Bales lampak artinya melewati kembali jalan
yang sudah dilalui ketika melaksanakan nyongkol. Artinya silaturrahmi jangan
hanya sekali saja, tapi diulang berkali-kali untuk menjalani hubungan antara
seluruh keluarga. Bales Lampak adalah acara yang sangat penting bagi keluarga
penganten laki, wanita sebab pada saat bales lampak ini diadakan ramah tamah
antara keluarga, sehingga antara satu dengan lainnya saling kenal mengenal
menjalin kekeluargaan untuk saling senasip dan sepenanggungan susah senang
senantiasa semakin berada dalam kebersatuan yang kokoh, berpegang teguh pada
asas musyawarah mufakat.
Sedapat mungkin dalam acara Bales Lampak ini diikuti oleh semua keluara
tanpa kecuali, jangan sampai Bales Lampak ini diremeh kan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar