<<SELAMAT DATANG DI BLOG DESA PEMONGKONG KECAMATAN JEROWARU KAB. LOMBOK TIMUR...BLOG INI DIBUAT UNTUK SALING BERBAGI INFORMASI>>

Rabu, 31 Mei 2017

SINOPSIS SORONG SERAH AJI KRAME

SINOPSIS SORONG SERAH AJI KRAME

1.    PENGANTAR SINOPSIS SORONG SERAH AJI KRAME
Sinopsis ini kami buat dengan segala kekurangan, hal ini dimaksudkan sekedar dipedomani oleh para generasi supaya diberikan penyempurnaan. Artinya kita modali dulu sedikit demi sedikit untuk merangsang minat generasi mempelajari dan dapat melaksanakan adat yang kita warisi dari leluhur.
Mohon maaf atas segala kekurangannya dan mohon keikhlasan pelungguh sami menyempurnakannya

2.    ARTA GEGAWAN TERDIRI DARI
1.    Sesirah (Otak Beli)
Bokor/Leweng, Osap, Benang Katak, Jarum dengan Benangnya, Sebilah Keris
2.    Pudak Arum
Leweng Bersama Kain Putih Ukuran Setelekungan
3.    Salin Dede
Leweng Bersama Kain Batik Ragi Kodek
4.    Poniol Ceraken
Ponjol dari bambu, ceraken yang isinya bermacam bumbu
5.    Olen-olen
Kotak/Dungki yang isinya kain tenun berjumlah sesuai aji
6.    Nampak Lemah
Leweng bersama uang ringgit/Kepingan uang 33 keping
7.    Pemegat
Piring yang isinya uang sejumlah Rp. 100.000
8.    Pencanangan/Penjambeqan
Penginang tempat rokok lekes
9.    Rombong
Ponjol besar/Gadang berisi beras, padi, jagung, kelapa, sayur mayor, buah-buahan, cabe, bawang merah dan putih, ayam/ituk.
10. Laca-laca
Alu ditaruh antara pembayun dan penampi

3.    URUTAN PROSESI SORONG SERAH AJI KRAME
1.    Persiapan Arta Gegawan
2.    Persiapan Penampi
3.    Kedatangan Pisolo
4.    Kedatangan duta Krama/Pembayun Rombongan
5.    Penyerahan Aji Krama dan Penerimaan Aji Krama
6.    Penerimaan Aji Krama Yang Diserah
7.    Megal Tali Jinah
8.    Do’e Slamet
9.    Berselawat (Pembagian Uang Saksi)
10. Penutup


4.    SORONG SERAH AJI KRAMA
Sorong Serah Aji karma adalah merupakan salah satu upacara adat yang sulit untuk di abaikan, apalagi di lupakan. Upacara ini dilakukan apabila ada yang melaksanakan pernikahan, upacara inilah yang dinamakan Sorong Serah Aji Krama”.
Sorong Serah terdiri dari Kata “Sorong” dan “Serah”. Dalam bahasa Sasak “Sorong Serah” teparan  “Kerante Seroja” (kata Majemuk).

Sorong Artinya : Mendorong, yang didorong tentu barang yang berat, dari segi nikai didorong untuk diserahkan. Jadi Sorong Serah artinya : Serah Terima. Yang diserah terima kan adalah nilai atau harga, yang telah dibiaskan (ditetapkan) oleh Krama adalah sekumpulan orang ahli agama, ahli adat, dan para tokoh lainnya yang telah dapat menetapkan tentang nilai dalam Sorong Serah Aji Krama ini. Yang disorong serahkan ini merupakan lambang yang diwujudkan dalam bentuk benda yang terdiri dari : Sesirah, Pudak Arum, Salin Dede, Ceraken, Olen, Nampak lemah, Pemegat, Pencanangan/Penjambeqan, Rombong.

Jadi kesemuanya ini merupakan lambang saja, tapi artinya yang terkandung didalamnya adalah : Serah terima tanggung jawab dari orang tua penganten wanita kepada penganten laki untuk bertanggung jawab kepada istrinya dari dunia sampai akhirat kelak.

5.    SESIRAH (OTAK BELI)
Sesirah atau Otak Beli adalah melambangkan dalam Aji Krama Sorong Serah pada tempat yang tertinggi yaitu : Kepala (Sasak Otak) asal muasal Sesirah atau Otak Beli ini  menurut pitutur leluhur, dulunya setiap putri Raja/Penganten wanita apabila kawin diikuti oleh sepangan (Budak), akan tetapi atas dasar kemuliaan manusia (HAM), maka sekarang sepangan tersebut digantikan dengan kain putih dan kain hitam (Ragi Komak). Hal ini melambangkan lain jenis Kain ini ditempatkan dalam suatu wadah yaitu Bokor Emas atau Leweng, dialasi dengan Osap (Penutup muka orang yang meninggal dunia) lalu diikuti dengan setukel Benang Katak tampak dara, ditusukkan jarum dengan baduknya lalu dimasukkan sebilah keris pada ikatan benang tadi.

Sesirah ini dibawa pada waktu besejati, beselabar sampai dengan Sorong Serah. Pada acara Sorong Searah Aji Krama sesirah ini mempunyai aturan tersendiri dalam penataannya didalam leweng, apabila mempelai sudah dinikahkan maka kain putih berada pada bagian atas dari kain hitam. Sebaliknya apabila Sorong Serah dilaksanakan sebelum akat nikah maka kain hitam berada bagian atas kain putih.

Palsafahnya, “Bahwa Sesirah itu berkata: “Wahai Ayah dan Bundaku tercinta, jikalau dengan perkawinanku ini kami dianggap bersalah, dengan kesalahan yang luar biasa yang menimbulkan kemarahan serta keaiban bagi Ayah, Bunda dab keluarga maka saya rela mati demi kehormatan Ayah, Bunda oleh karena itu kris inilah untuk Ayahanda pakai untuk membunuh saya sekarang ini juga, akan tetapi kalu bisa dimaafkan maka jahitlah kami dengan benang dan jarum ini sehingga dapat menjalankan hidup dan rumah tangga serta bertegang teguh pada awig-awig dan aturan yang berlaku.

6.    PUDAK ARUM
Kain Putih istilah didalam suku sasak disebut  “Sapuq Pengarat” atau Pudak Arum. Kain ini diperuntukkan kepada Kepala Dusun (Kadus) sebagai pemimpin yang telah memberikan jaminan keselamatan bagi rakyatnya. Oleh karenanya suatu kewajaran untuk memberikan penghargaan Cindera Mata yang berupa kain putih yang akan digunakan sebagai ikat kepala (Sapuq).

7.    SALIN DEDENG/SALIN DEDE
Betapa besar perjuangan sang ibu dalam mengandung, melahirkan serta membesarkan anak-anaknya, ia tentunya membutuhkan kain sebagai ganti pakaiannya. Dedeng  lain katanya atau istilah sasaknya adalah : Berereng/beredeng, yang artinya : Menghangatkan tubuhnya menggunakan api. Pada jaman dahulu prosesi ini dilakukan untuk penyembuhan bagi para ibu yang habis bersalin.

Setelah besar anaknya diambil orang, dalam hal ini untuk menyenangkan hatinya maka diberikan lah sang ibu selembar kain sebagi penghargaan. Dengan demikian diharapkan sang ibu dapat melupakan hal-hal yang kurang baik, sehingga yang muncul dipermukaan hanyalah sebuah kasih saying yang akan dituangkan kepada anak menantunya.

8.    C E R A K E N
Ceraken adalah lambang kesehatan bagi kedua penganten. Ceraken diisi dengan reragian, Sekuh (kencur), Kunyiq (kunyit), untuk obat-obatan. Jaum (Jarum) untuk menjahit untuk memperbaiki apabila terjadi tidak saling memahami, Pisau (ladik) bermakna : menjaga diri, Semprong bermakna sebagai penerang dalam kehidupan, sedangkan bawang artinya : mengantisipasi cemoohan bagi wanita dengan kata-kata “Kamu Endeqbi uah te bayah isiq bawang embus” atau menjaga jangan sampai menyinggung perasaan orang lain.

9.    O L E N
Olen adalah suatu benda berbentuk kotak dihias luarnya dengan cukli disebut juga dungki. Olen artinya : Uli-ulian atau hasil usaha sendiri. Olen sebagai lambang Aji yang dibuat dari kain Sesek buatan sendiri sejumlah sesuai harga Aji.

Dikandung maksud, bahwa harga diri manusia tidak akan dinilai oleh materi atau rupiah. Namun sebagai pelambang dalam Aji Krama. Oleh ini dalam filsafah, bahwa manusia itu Allah-lah yang Maha mengetahui diliat dari keimanan dan ketaqwaan seseorang.

10. NAMPAK LEMAH
Nampak berarti kelihatan. Lemah berarti tanah, artinya bisa disaksikan oleh mata kepala diatas bumi ini.

Nampak Lemah artinya : Mapan dalam keberadaan dalam status sosial sesorang dalam masyarakat terbukti dapat dilihat atau diselesaikan oleh keluarga atau lapisan masyarakat lainnya dan langsung diterima sebagai masyarakat. Dalam acara Sorong Serah ada tiga unsure yang mendasar yaitu:
1.    Agama, harus berpegang pada Al-Qur’an dan Al-Hadist serta Ijma’ Kias.
2.    Pemerintah, tercatat sebagai warga Negara dan memiliki Kartu Keluarga dan Buku Nikah.
3.    Masyarakat, bahwa yang di Sorong Serahkan ini sudah diakui oleh masyarakat luas.


11. P E M E G A T
Pemegat atau sering juga Pemutus Pebaos. Sertelah di Sorong dan di Serah Aji Krama oleh Pembayun diterimalah oleh Pembayun Penampi menjajar Kemirkannya dan mengeceknya sesuai dengan penyerahan Pembayun Pemeserah.

Pengecekan ini disaksikan Peserta Sidang Adat. Jika ternyata cukup, barulah diputuskan atau dipegat ditandai dengan memutuskan tali uang yang sudah ditentukan sebagai Pemegatnya. Dengan dipegatinya Pemegat ini dinyatakan Sorong Aji Krama tersebut SYAH. Terakhir, oleh yang diserahkan Pemegat tali Jinah ini, mengucapkan kata-kata sebagai berikut : “Sesampun puput tali jinah puniki tan onang hang gugat kaping pungkur”. “Dalam Bahasa Sasak” Endeqne kanggo ta gugat atawa teraosang leq temuriqna”.

12. PENCANANG/PENJAMBEQAN
Pencanangan atau penjambeqan merupakan suguhan perdana terhadap para tamu kalu sampai tidak menjambeq atau menyuguhkan rokok lekes (sirih) berarti kita dianggap tidak tahu Adat. Sebab kita tahu bahwa Adat mengatur pri kehidupan manusia dan segala aspeknya. Diantaranya mencakup :
ü  Cara Bertamu
ü  Cara Bergaul
ü  Cara Makan
ü  Cara Duduk
ü  Cara Bicara dan
ü  Menyangkut kehidupan lainnya
Penjambeqan atau mamaq memang dapat dipakai sebagai obat jika orang sakit mual perut dan lainnya.

13. R O M B O N G
Rombong adalah lambang rumah tangga kedua penganten, ditandai dengan ponjol besar, berisi: Beras, Padi, Uang, dan sebagainya. Dilengkapi dengan cobek, centong, dua ekor ayam (Jantan dan Betina) melambangkan beternak. Sedangkan kelapa, jagung, padi melambangkan pertanian. Rombong ini dipikul dan ditata sedemikian rupa sehingga Nampak berisi dalam kehidupan manusia diatas Bumi ini.

14. LACA – LACA
Laca-laca arti  jarak atau batas sebagai laca-laca, biasanya dipergunakan anak alu (alu). Alu adalah sepotong kayu yang dipakai menumbuk padipad lesung.
Jika kita melewati batas, lebih-lebih lagi menginjak alu ini tidak menutup kemungkinan alunya terkulir yang akibatnya kita jatuh, oleh karenanya kita berhati-hatilah dalm menjalani hidup di dunia ini.
Jadi laca-laca adalah batas antara yang benar dan yang salah. Dalam hal ini segala macam kesalahan yang pernah secara sengaja dan tidak sengaja dilakukan.

15. P I S O L O
Pisolo berarti Utusan Atau Duta. Yang bertugas untuk menanyakan kesiapan wanita untuk menerima kedatangan Rombongan Penyorong. Siap dalam arti : tempat tersedia, keluarga dan undangan sudah kumpul atau belum.

16. P E M B A Y U N
Pembayun merupakan ketua rombongan yang mengawasi dan membimbing agar selalu menunjukkan sikap sopan santun sebagaimana layaknya. Pembayun ini disebut juru bicara penganten laki dalm rangka penyelesaian Adat Aji Krama, dengan melaporkan seluruh Gegawan yang dibawa sebagaimana tersebut diatas.

17. P E N A M P I
Penampi adalah merupakan juru bicara dari pihak penganten wanita dalam rangka menerima, memutuskan tali Jinah atas Sorong Serah Aji Krama penganten laki dan pemganten wanita dengan kesepakatan terdahulu oleh kedua belah pihak keluarga. Penampi ini dilengkapi dengan sebuah tempat atau wadah berupa tikar atau alu berada ditengah-tengah Pembayun dengan Penampi disebut dengan loaca-laca. Penampi dilengkapi oleh Tokoh Pengemban Ugami, Kepala Desa, Pengemban Adat, serta wande warga.

18. NYONGKOLAN
Nyongkolang adalah dating silaturrahmi kepada orang dan segenap keluarga penganten wanita diiring oleh:
ü  Seluruh keluarga penganten laki-laki
ü  Jiran dan tetangganya
ü  Warga masyarakat
ü  Sahabat handai tolan, undangan diiringi kesenian
Hal ini menandakan bahwa penganten wanita mendapat restu dari seluruh keluarga penganten laki.
Dengan diadakannya arak-arakan seperti ini adalah merupakan suatu proklamasi tentang perkawinannya. Sehingga dengan demikian penganten wanita tidak akan diganggu atau digoda lelaki lain. Be3gitu pula penganten laki tidak akan digoda oleh wanita wanita lain, karena perkawinannya sudah diketahui oleh masyarakat banyak.
Kalau kedua penganten wanita dan laki ini berjalan berdua-dua tidak lagi dibicarakan oleh masyarakat

19. BALES LAMPAK
Bales lampak atau napak tilas Bales lampak artinya melewati kembali jalan yang sudah dilalui ketika melaksanakan nyongkol. Artinya silaturrahmi jangan hanya sekali saja, tapi diulang berkali-kali untuk menjalani hubungan antara seluruh keluarga. Bales Lampak adalah acara yang sangat penting bagi keluarga penganten laki, wanita sebab pada saat bales lampak ini diadakan ramah tamah antara keluarga, sehingga antara satu dengan lainnya saling kenal mengenal menjalin kekeluargaan untuk saling senasip dan sepenanggungan susah senang senantiasa semakin berada dalam kebersatuan yang kokoh, berpegang teguh pada asas musyawarah mufakat.

Sedapat mungkin dalam acara Bales Lampak ini diikuti oleh semua keluara tanpa kecuali, jangan sampai Bales Lampak ini diremeh kan.


Tidak ada komentar: