KESENIAN SASAK
JENIS MUSIK TRADISIONAL
A. Genggong
Alat musik
ini termasuk dalam jenis alat musik tiup yang terbuat dari pelepah daun enau.
Secara etimologis kata genggong berasal dai kata “geng” (suara tinggi) disebut
genggong lanang, dan “gong” (suara rendah) disebut wadon, sehingga musik
genggong selalu dimainkan secara berpasangan. Musik genggong orkestra dapat
dimainkan dengan musik yang lain secara bersamaan seperti petuq, seruling,
rincik dan lain-lain.
B. Mandolin dan Gambus
Mandolin merupakan sebuah alat musik petik tradisional
yang mempunyai senar yang dimainkan seperti biola. Sering dipakai untuk
mengiringi tari rudat dan lagu-lagu tradisional. Alat musik ini dapat dipadukan
dengan alat musik lainnya untuk mengiringi lagu tradisional. Sedangkan Gambus
juga alat musik petik dengan menggunakan dawai sebagai sumber suara (bunyi)
yang digunakan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional. Dapat dimainkan secara
bersama-sama atau tersendiri.
C. Rebana Burdah
Sebuah
bentuk alat musik akulturasi kebudayaan bangsa Arab dengan Etnis Sasak. Rebana
Burdah dipadukan dengan syair-syair pujian terhadap Allah SWT dan riwayat Nabi
Muhammad SAW yang dipetik dari kitab karya sastra Arab “Al-Barzanzi”.
D. Barong Tengkok
Merupakan
salah satu jenis orkestra Lombok, terdiri dari kerenceng enam pasang, satu buah
gendak dan sebuah petuk. Barong lanang/wadon yang berfungsi sebagai tempat
reong sebuah gong dan tiga buah seruling sebagai pembawa melodi. Disebut Barong
Tengkok karena salah satu alatnya (reong) diletakkan pada bentuk Barong yang di
bawa dengan tengkokan.
E. Musik Gule Gending
Senis
alat musik pukul khas Lombok , cara membunyikannya dengan tangan. Disebut Gula
Gending karena alat ini dipakai untuk menjajakan sejenis makanan yang terbuat
dari gula putih. Untuk menarik pembeli, tempat gula (tanggok) dipukul berirama
sebagai musik. Dulu alat ini terdiri dari tengkok dan rincik dan dalam
perkembangannya ditambah dengan mandolin, gendang dan seruling.
F. Rebana Gending
Rebana
merupakan sebuah bentuk alat musik orkestra yang merupakan hasil pengembangan
kreasi seni dari rebana lima oktaf oleh Aq. Sarah pada tahun 1956.
G. Gendang Beleq
Disebut
Gendang Belek karena alat musiknya adalah gendang belek (gendang besar).
Orkestra ini terdiri atas 2 buah yaitu :
1. Gendang mama (laki-laki)
2. Gendang nine (perempuan)
Keduanya berfungsi sebagai pembawa dinamika. Kemudian
peralatan lainnya adalah (1) sebuah gendang kodeq (gendang kecil), (2) dua buah
reong yang terdiri dari reong mama dan reong nina berfungsi sebagai pembawa
melodi, (3) sebuah perebaq beleq yang berfungsi sebagai alat ritmis, (4)
delapan buah perebak kodeq, disebut juga “copek”, berfungsi
sebagai alat ritmis, (5) sebuah petuk sebagai alat ritmis, (6) sebuah gong
besar sebagai alat ritmis, (7) sebuah gong penyentak sebagai alat ritmis, (8)
sebuah gong oncer sebagai alat ritmis, dan (9) dua buah bendera merah atau
kuning yang disebut lelontek.
Gendang
beleq ini dulu dimainkan kalau ada pesta-pesta kerajaan, sedangkan kalau perang
perfungsi sebagai komandan perang, sedangkan copek menjadi prajuritnya. Kalau
perlu datu (raja) ikut berperang, disini patung agung akan digunakan. Sekarang
fungsi payung ini ditiru dalam upacara perkawinan. Gendang beleq dapat
dimainkan dengan berjalan atau duduk. Komposisi berjalan mempunyai aturan
tertentu, berbeda dengan duduk yang tidak mempunyai aturan. Pada waktu
dimainkan pembawa gendang beleq akan memainkan sambil menari, demikian juga
pembawa petuk, sopek dan lelontok.
H.
Cilokaq
Musik
ini terdiri atas bermacam-macam alat yakni :
1. Alat petik, gambus ada dua buah
masing-masing berfungsi sebagai melodi dan akor.
2. Alat gesek, biola ada dua buah
berfungsi sebagai pembawa melodi. Gambus terbuat dari kayu gerupuk dan kulit kambing sebagai resonatornya.
Bentuknya menyerupai gitar, hanya pada bagian perutnya tidak berpinggang.
Senarnya terdiri atas empat nada, masing –masing satu senar.
3. Alat tiup, suling dan pererat yang
berfungsi sebagai pembawa melodi.
4. Alat pukul, gendang ada tiga buah,
masing –masing berfungsi sebagai pembawa irama, pembawa dinamika dan tempo,
juga sebagai gong. Rerincik digunakan sebagai alat ritmis.
Fungsi
orkestra ini adalah sebagai hiburan pada acara perkawinan, khitanan atau
hari-hari besar nasional dan daerah. Orkestra ini datang pada tempat pesta
dengan ditanggap (diupah). Selain itu dapat juga berfungsi sebagai pemberi
semangat dalam gotong royong. Dengan gambus ini orang membawakan lagu-lagu
untuk pengisi waktu senggang dan pelepas lelah. Berangsur-angsur gambus
ditambahkan dan dikombinasikan dengan lat-alat lain sebagai pelengkap irama,
melodi dan ritmis lagu-lagu yang dibawakan.
Pada tahun 1948 disebuah desa yang bernama Lengkok
Kali, kecamatan Sakra, cilokaq dipagelarkan sebagai musik orkestra. Pagelaran
tersebut dipimpin oleh Mamiq Srinatih (alm), dan selanjutnya dianggap sebagai
pecinta musik cilokaq. Nama cilokak diambil dari salah satu nama atau judul
lagu yang digemari pada saat itu. Namun pendapat yang mengatakan cilokaq
berasal dari kata seloka , lebih mendekati kenyataan karena syair-syair yang
dinamakan merupakan sloka.
Cilokaq yang ada di Sakra sekarang ini merupakan
kelanjutan dari cilokaq yang lahir di desa Lingkok Kali 30 tahun yang lalu.
Pada tahun1968 cilokaq lebih dikenal setelah mendapat bimbingan dari seorang
pemusik keroncong bernama Lalu Sinarep. Ia berusaha memasukka teknik musik
keroncong dan lagu-lagu lain dari cilokaq. Sekarang musik cilokaq sudah direkam
diperjualbelikan di pulau Lombok dan di daerah lain. Lagu-lagu yang dimainkan
oleh cilokaq ini umumnya di sebut kayak.
Kayak
merupakan kesenian yang sangat populer di kalangan masyarakat pedesaan di pulau
Lombok. Biasanya orang –orang pedesaan melagukan sambil menanam atau memotong
padi di sawah. Kayak pada saat memotong padi di sawah di sebut kayak
mataq. Kayak mataq merupakan kayak rubahan baru yang terdiri atas empat baris.
Dalam membawakannya dapat berisi nasehat-nasehat, percintaan, atau
ekspresi jiwa lainnya. Pada masing-masing desa kayaq mempunyai ciri
tersendiri, namun bagi yang sudah biasa mendengarnya dapat membedakannya. Nama
kayak ada yang diberikan menurut tempat lahirnya, kayaq Padamara adalah kayaq
dari desa Pademara, Lombok Timur.
Kayaq yang
susunan nadanya non-dianotis antara lain : kayaq Mataq, Kayaq Jor, kayaq Nyati,
kayaq Pekosong, Kayaq Bayemare, kayaq Padamara, kayaq Mare, Kayaq Sakra, kayaq
Turun Tangis, Pemban Selaparang, Sandaran, Ngesek Kumambang Pitue, Begur
gati-gati, Pengeli Eling, Do Gendang, Jeruk Manis, Gelung Perade, Musim Ujan,
lagu yang memakai nada dianotis : Genjak, Gending lampak, Setembe, Amaq Teme,
Sembarang Kelor, Lagu Daeng, Lagu Tanjung Luar, Lagu Anton-anton.
Sumber : Bahan Ajar Muatan lokal
gumi sasak untuk SD/MI Kelas IV oleh H. Sudirman dkk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar